Kekerasan dalam rumah tangga dapat
dipicu oleh banyak faktor. Diantaranya ada faktor ekonomi, pendidikan yang
rendah, cemburu dan bisa juga disebabkan adanya salah satu orang tua dari kedua
belah pihak, yang ikut ambil andil dalam sebuah rumah tangga. Kekerasan dalam
rumah tangga yang disebabkan faktor ekonomi, bisa digambarkan misalnya minimnya
penghasilan suami dalam mencukupi kebutuhan rumah tangga.
Terkadang ada seorang istri yang
terlalu banyak menuntut dalam hal untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, baik
dari kebutuhan sandang pangan maupun kebutuhan pendidikan. Dari situlah timbul
pertengkaran antara suami dan istri yang akhirnya menimbulkan kekerasan dalam
rumah tangga. Kedua belah pihak tidak lagi bisa mengontrol emosi masing-masing.
Seharusnya seorang istri harus bisa memahami keuangan keluarga. Naik turunnya
penghasilan suami sangat mempengaruhi besar kecilnya pengeluaran yang
dikeluarkan untuk keluarga. Disamping pendapatan yang kecil sementara
pengeluaran yang besar seorang istri harus mampu mengkoordinir berapapun
keuangan yang ada dalam keluarga, sehingga seorang istri dapat mengatasi
apabila terjadi pendapatan yang minim. Cara itu bisa menghindari pertengkaran
dan timbulnya KDRT di dalam sebuah keluarga.
Dari faktor pendidikan, bisa
disebabkan oleh tidak adanya pengetahuan dari kedua belah pihak bagaimana cara
mengimbangi dan mengatasi sifat-sifat yang tidak cocok diantara keduanya.
Mungkin di dalam sebuah rumah tangga ada suami yang memiliki sifat arogan dan
cenderung menang sendiri, karena tidak adanya pengetahuan. Maka sang istri
tidak tahu bagaimana cara mengatasi sifat suami yang arogan itu sendiri.
Sehingga, sulit untuk menyatukan hal yang berbeda. Akhirnya tentulah kekerasan
dalam rumah tangga. Kalau di dalam rumah tangga terjadi KDRT, maka perempuan
akan menjadi korban yang utama. Seharusnya seorang suami dan istri harus banyak
bertanya dan belajar, seperti membaca buku yang memang isi bukunya itu
bercerita tentang bagaimana cara menerapkan sebuah keluarga yang sakinah,
mawaddah dan warahmah.
Di dalam sebuah rumah tangga butuh
komunikasi yang baik antara suami dan istri, agar tercipta sebuah rumah tangga
yang rukun dan harmonis. Jika di dalam sebuah rumah tangga tidak ada
keharmonisan dan kerukunan diantara kedua belah pihak, itu juga bisa menjadi
pemicu timbulnya kekerasan dalam rumah tangga. Seharusnya seorang suami dan
istri bisa mengimbangi kebutuhan psikis, di mana kebutuhan itu sangat
mempengaruhi keinginan kedua belah pihak yang bertentangan. Seorang suami atau
istri harus bisa saling menghargai pendapat pasangannya masing-masing.
Sepertti halnya dalam berpacaran.
Untuk mempertahankan sebuah hubungan, butuh rasa saling percaya, pengertian,
saling menghargai dan sebagainya. Begitu juga halnya dalam rumah tangga harus
dilandasi dengan rasa saling percaya. Jika sudah ada rasa saling percaya, maka
mudah bagi kita untuk melakukan aktivitas. Jika tidak ada rasa kepercayaan maka
yang timbul adalah sifat cemburu yang kadang berlebih dan rasa curiga yang
kadang juga berlebih-lebihan. Tidak sedikit seorang suami yang sifat seperti
itu, terkadang suami juga melarang istrinya untuk beraktivitas di luar rumah.
Karena mungkin takut istrinya diambil orang atau yang lainnya. jika sudah
begitu kegiatan seorang istri jadi terbatas. Kurang bergaul dan berbaur dengan
orang lain. Ini adalah dampak dari sikap seorang suami yang memiliki sifat
cemburu yang terlalu tinggi. Banyak contoh yang kita lihat dilingkungan kita,
kajadian seperti itu. Sifat rasa cemburu bisa menimbukan kekerasan dalam rumah
tangga.
Kekerasan dalam rumah tangga juga
bisa disebabkan tidak adanya rasa cinta pada diri seorang suami kepada
istrinya, karena mungkin perkawinan mereka terjadi dengan adanya perjodohan
diantara mereka tanpa didasari dengan rasa cinta terlebih dahulu. Itu bisa
membuat seorang suami menyeleweng dari garis-garis menjadi seorang suami yang
baik dan lebih bertanggung-jawab. Suami sering bersikap kasar dan ringan
tangan. Untuk menghadapi situasi yang seperti ini, istri butuh kesabaran yang
sangat amat besar. Berusaha berbuat semanis mungkin agar suami bisa berubah dan
bersikap manis kepada istri.
Maka dari itu, di dalam sebuah rumah
tangga kedua belah pihak harus sama-sama menjaga agar tidak terjadi konflik
yang bisa menimbulkan kekerasan. Tidak hanya satu pihak yang bisa memicu
konflik di dalam rumah tangga, bisa suami maupun istri. Sebelum kita melihat
kesalahan orang lain, marilah kita berkaca pada diri kita sendiri. Sebenarnya
apa yang terjadi pada diri kita, sehingga menimbulkan perubahan sifat yang
terjadi pada pasangan kita masing-masing.
Terimakasih atas sharingnya, sangat memotivasi. Kunjungi kami di Kesehatan Reproduksi. Kinformasi seputaran kesehatan reproduksi dan keluarga
BalasHapus