Kamis, 28 Juni 2012

permasalahan dalam keluarga


KURANGNYA KOMUNIKASI ANTARA SUAMI DAN ISTRI YANG MENYEBABKAN KETIDAKHARMONISAN DALAM KELUARGA

Erni adalah seorang ibu rumah tangga, dia berumur 25 tahun, Erni menikah dengan suaminya pada tanggal 20 Januari 2008, suaminya bernama Sutanto, suami erni bekerja di jakarta sebagai pegawai swasta. Genap satu tahun setelah menikah mereka kemudian dikaruniai seorang anak perempuan pada tanggal 25 Januari 2009 yang di beri nama Eka wulandari, usia perkawinan mereka sekarang 4 tahun dan anak mereka sudah berumur 3 tahun. Suami erni setiap tiga bulan sekali pulang kekampung untuk menengok istri dan anaknnya, dan setiap bulan memberikan uang kepada istrinya melalui transfer bank. Untuk berkomunikasi dengan suaminya Erni menggunakan Handphone milik tetangganya. Erni sendiri tidak memiliki handphone untuk berkomunikasi, sebenarnya erni sudah mau dibelikan handphone oleh suaminya akan tetapi erni tidak mau dengan alasan jika dia mempunyai handphone pasti akan mengeluarkan uang banyak hanya untuk mengisi pulsa, Sedangkan gaji tanto sendiri untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya hanya pas-pasan.
Pada mulanya hubungan mereka normal-normal saja sampai usia perkawinan mereka satu tahun dan dikaruniai seorang anak, erni merasa suaminya kurang memperhatikannya, yang tadinya sering menghubungi dia walaupun melalui handphone tetangganya sekarang jadi jarang menghubunginya, dan yang tadinya suami memberikan uang setiap bulan sekarang jadi dua bulan sekali sekalian tanto pulang kekampung, Erni merasa uang yang diberikan suaminya itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. dan setiap pulang kampungpun di rumah hanya sebentar paling sekitar tiga hari dia barada dikampung setelah itu berangkat lagi ke jakarta. Erni pun merasa kalau suaminya itu mempunyai cewek idaman lain di jakarta, Ernipun akhirnya penasaran dan mencari tahu tentang suaminya pada teman-teman satu kerjanya akan tetapi teman-teman suaminya itu tidak mau mencampuri urusan keluarga mereka.
Pada suatu saat Tanto pulang kekampung, dan ernipun menyelidiki kecurigaannya kepada tanto, dengan jalan memeriksa handphone suaminya dan pada waktu itu secara kebetulan tanto meletakkan handphonenya diatas tempat tidur dan ditinggal pergi olehnya,dan ketika erni membuka handphone suaminya ternyata memang benar banyak sms yang membuktikan bahwa suaminya itu berselingkuh. Dan setelah melihat bukti-bukti tersebut erni pun sangat marah kepada suaminya sehingga terjadilah pertengkaran. Akan tetapi tanto dalam hal ini tidak mau disalahkan karena dia tidak mau mengakui kalau dia berselingkuh, tanto menyatakan bahwa sms di handphonenya itu hanya sekedar iseng untuk hiburan saja bukan perselingkuhan. Erni sendiri merasa bahwa tanto benar-benar selingkuh dengan ciri-ciri tanto tidak lagi sering menghubunginya pada waktu di jakarta dan dia juga tidak memberikan uang setiap bulan seperti biasanya.
Ernipun semakin marah dan minta cerai kepada suaminya, akan tetapi tanto tidak mau menceraikan istrinya karena dia masih merasa sayang kepada istri dan anaknya. Tanto ingin membuktikan kepada istrinya bahwa dia tidak berselingkuh dengan cara membawa istrinya ke jakarta, akan tetapi erni tidak mau jika dia di ajak tinggal di jakarta. Pertengakaran tersebut berjalan selama berbulan-bulan sehingga tantopun merasa jenuh dituduh terus menerus oleh sang istri.
Pada akhirnya tanto memutuskan untuk tidak lagi bekerja di jakarta dan memilih tinggal dirumah dan mencari pekerjaan di rumah, akan tetapi selama satu bulan tanto belum juga mendapat pekerjaan, dan tanto pun memutuskan untuk pergi ke jakarta lagi walaupun tanpa seijin istrinya.




·           FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERMASALAHAN
Faktor-faktor penyebab permasalahan tersebut antara lain :
-          Kurangnya komunikasi antara suami dan istri sehingga terjadi kesalahpahaman diantara keduanya.
-          Tidak adanya sarana komunikasi.
-          Kurangnya rasa kepercayaan pada diri erni terhadap tanto dan merasa bahwa tanto telah membohonginya.
-          Keterbatasan ekonomi yang mungkin mengakibatkan tanto memilih tinggal di jakarta.


Ø  SOLUSI PERMASALAHAN

Untuk kasus tersebut menurut saya seharusnya erni mau menerima jika tanto ingin memberikan handphone, karena dengan adanya handphone dapat memperlancar komunikasi antara erni dan tanto, selain itu juga erni harus mempercayai suaminya karena dengan adanya rasa saling percaya maka rumah tangga akan selalu harmonis serta erni juga harus mengerti keadaan  keungan suaminya dan harus dapat mempergunakan dengan sebaik-baiknya.
Selain itu juga dapat menggunakan jasa konselor yakni dengan cara mencari tahu keinginan tanto seperti apa dan keinginan erni seperti apa, setelah itu dilakukan mediasi antara keduanya dengan perantara seorang konselor yakni menggunakan konseling keluarga, memberitahukan kepada pasangantersebut tentang tugas-tugas, hak dan kewajiban suami dan istri, agar permasalahan tersebut dapat terselesaikan.

Senin, 25 Juni 2012

CAREER MOVES

JATUH CINTA DENGAN PEKERJAANMU
(Dikutip dari Majalah Spice! Edisi juli 2008)

      Coba tanyakan alasan mengapa seseorang bekerja. Karena suka pekerjaannya kah? Atau ngeri dengan status pengangguran? Umumnya, orang bekerja dengan alasan nomor kedua. Dengan fakta seperti ini, tidak mengherankan kalau banyak orang yang tidak mencintai pekerjaannya bahakan membencinya. Itu juga yang menjadi sebab utama kinerja kerja menjadi payah. Perusahaan pun jadi kedodoran. Hmmm. . .tergoda jabatan dan gaji tinggi?? Mulailah belajar mencintai pekerjaanmu dari sekarang.           
SYUKUR..SYUKUR..
       Bersyukurlah memiliki pekerjaan di jaman sekarang. Pikirkan mereka yang tidak seberuntung kamu. Jumlahnya pun fantastis, bukan?? Angka pengangguran tinggi, kompetisi kerja ketat dan kebutuhan yang secara berkala dipastikan naik, bisa menjadi faktor-faktor yang menenangkan kalau kamu memiliki pekerjaan. Selain itu, lingkup sosial pekerjaan menjadi faktor penting lain yang patut kamu syukuri. Teman-teman sekerja yang menyenangkan (bikin semangat!) dan jaringan yang kamu dapatkan tidak hanya akan mengasah keterampilan dan menambah wawasanmu dalam bekerja, tapi pastinya menjadi orang yang lebih baik. Nah, mengapa harus menjadi pengangguran kalau bisa bekerja?         
TANTANG DIRI
       Tanyakan ini pada dirimu. Seberapa berani kamu mengambil resiko demi pekerjaanmu?? Nah, kalau kenekatanmu bisa membuat orang lain berdecak kagum, itu artinya kamu cukup mencintai apa yang kamu lakukan. Terus, bagaimana membuat dirimu tertantang?? Mengenal potensi diri adalah tahap paling awal untuk mengenalinya buat saja daftar keunggulannmu, tapi jangan lupa untuk membuat juga daftar kekurangannmu sehingga kamu bisa mencari jalan keluarnya.
     Kalau kamu ragu bisa mengerjakan tugas 2 hari selesai dalam satu hari, kenapa tidak dicoba saja? Atau, buat yang sering datang terlambat (malas bangun pagi, sih..), tantang dirimu untuk bangun tepat saat alarm berbunyi (jangan dimatikan dan pergi tidur lagi). Cari tantanganmu dan kalau sudah kamu taklukan, naikkan resikonya. Benar, deh semakin tinggi risiko yang kamu tanggung, semakin baik kualitas pekerjaanmu. Semakin mahal pula hargamu.
TAMBAH LAGI
      Kalau masalah yang paling dasar sudah beres, sekarang giliran menambah kualitas. Modalnya memang lebih mudah dibaca daripada dilakukan, miliki etos kerja yang baik dan buat komitmen untuk melaksanakannya. Hilangkan kebiasaan serba menunda. Karena didalam bekerja, sikap ini justru yang paling merusak daripada terlambat. Okelah, kamu masih bisa menempuh semua resiko kalau kamu merasa pekerjaan itu sebenarnya oke, hanya saja sudah kurang ‘getar-getarnya. Lalu, bagaimana dengan pekerjaan yang kurang kamu sukai? Ini kan, sama saja dengan belajar mencintai orang yang malas kita nikahi. Psikolog Kasandra Putranto punya jawaban yang menarik. “awali bekerja dengan niat yang kuat dan memahami segala konsekuensi yang ada. Konon katanya, cinta memang muncul begitu saja, tetapi prinsip tak kenal tapi tak sayang mungkin bisa dijadikan pegangan. Kenalilah pekerjaanmu, carilah segala detail yang mungkin bisa dijadikan alasan untuk mencintainya. Mungkin dari sudut lokasi, rekan kerja, prestige, aktivitas, sampai soal kompensasi. Jangan lupa latih diri kamu untuk mengabaikan hal-hal yang bersifat negatif atau yang membuatmu menjadi berkurang cintanya pada pekerjaan ini. Mimpi tidak selamanya harus menjadi kenyataan, bukan?” betul banget. Usaha kamulah yang akan menentukan hasilnya.