Senin, 25 Juni 2012

CAREER MOVES

JATUH CINTA DENGAN PEKERJAANMU
(Dikutip dari Majalah Spice! Edisi juli 2008)

      Coba tanyakan alasan mengapa seseorang bekerja. Karena suka pekerjaannya kah? Atau ngeri dengan status pengangguran? Umumnya, orang bekerja dengan alasan nomor kedua. Dengan fakta seperti ini, tidak mengherankan kalau banyak orang yang tidak mencintai pekerjaannya bahakan membencinya. Itu juga yang menjadi sebab utama kinerja kerja menjadi payah. Perusahaan pun jadi kedodoran. Hmmm. . .tergoda jabatan dan gaji tinggi?? Mulailah belajar mencintai pekerjaanmu dari sekarang.           
SYUKUR..SYUKUR..
       Bersyukurlah memiliki pekerjaan di jaman sekarang. Pikirkan mereka yang tidak seberuntung kamu. Jumlahnya pun fantastis, bukan?? Angka pengangguran tinggi, kompetisi kerja ketat dan kebutuhan yang secara berkala dipastikan naik, bisa menjadi faktor-faktor yang menenangkan kalau kamu memiliki pekerjaan. Selain itu, lingkup sosial pekerjaan menjadi faktor penting lain yang patut kamu syukuri. Teman-teman sekerja yang menyenangkan (bikin semangat!) dan jaringan yang kamu dapatkan tidak hanya akan mengasah keterampilan dan menambah wawasanmu dalam bekerja, tapi pastinya menjadi orang yang lebih baik. Nah, mengapa harus menjadi pengangguran kalau bisa bekerja?         
TANTANG DIRI
       Tanyakan ini pada dirimu. Seberapa berani kamu mengambil resiko demi pekerjaanmu?? Nah, kalau kenekatanmu bisa membuat orang lain berdecak kagum, itu artinya kamu cukup mencintai apa yang kamu lakukan. Terus, bagaimana membuat dirimu tertantang?? Mengenal potensi diri adalah tahap paling awal untuk mengenalinya buat saja daftar keunggulannmu, tapi jangan lupa untuk membuat juga daftar kekurangannmu sehingga kamu bisa mencari jalan keluarnya.
     Kalau kamu ragu bisa mengerjakan tugas 2 hari selesai dalam satu hari, kenapa tidak dicoba saja? Atau, buat yang sering datang terlambat (malas bangun pagi, sih..), tantang dirimu untuk bangun tepat saat alarm berbunyi (jangan dimatikan dan pergi tidur lagi). Cari tantanganmu dan kalau sudah kamu taklukan, naikkan resikonya. Benar, deh semakin tinggi risiko yang kamu tanggung, semakin baik kualitas pekerjaanmu. Semakin mahal pula hargamu.
TAMBAH LAGI
      Kalau masalah yang paling dasar sudah beres, sekarang giliran menambah kualitas. Modalnya memang lebih mudah dibaca daripada dilakukan, miliki etos kerja yang baik dan buat komitmen untuk melaksanakannya. Hilangkan kebiasaan serba menunda. Karena didalam bekerja, sikap ini justru yang paling merusak daripada terlambat. Okelah, kamu masih bisa menempuh semua resiko kalau kamu merasa pekerjaan itu sebenarnya oke, hanya saja sudah kurang ‘getar-getarnya. Lalu, bagaimana dengan pekerjaan yang kurang kamu sukai? Ini kan, sama saja dengan belajar mencintai orang yang malas kita nikahi. Psikolog Kasandra Putranto punya jawaban yang menarik. “awali bekerja dengan niat yang kuat dan memahami segala konsekuensi yang ada. Konon katanya, cinta memang muncul begitu saja, tetapi prinsip tak kenal tapi tak sayang mungkin bisa dijadikan pegangan. Kenalilah pekerjaanmu, carilah segala detail yang mungkin bisa dijadikan alasan untuk mencintainya. Mungkin dari sudut lokasi, rekan kerja, prestige, aktivitas, sampai soal kompensasi. Jangan lupa latih diri kamu untuk mengabaikan hal-hal yang bersifat negatif atau yang membuatmu menjadi berkurang cintanya pada pekerjaan ini. Mimpi tidak selamanya harus menjadi kenyataan, bukan?” betul banget. Usaha kamulah yang akan menentukan hasilnya.

4 komentar:

  1. aku akan mencoba untuk cinta dengan pekerjaanku nantinya

    BalasHapus
  2. karir harus dijalani dengan ikhlas dan tanggung jawab

    BalasHapus
  3. apa pun pekerjaannya, aq hrs bertanggung jwb....

    BalasHapus
  4. cintai pekerjaan melahirkan rasa ikhlas nantinya dalam bekerja, , sangat bermanfaat mba. . ^^

    BalasHapus